Sabtu, 06 April 2013

My feel...

selalu dan selalu...
setelah bersusah payah membuat orang lain percaya padaku...
aku sendiri yang menghancurkan kepercayaan itu...
alasannya sederhana...

 aku bukanlah orang dewasa yang mampu memberikan solusi kapan pun dan di mana pun, aku juga bukan remaja yang senang mencari teman baru. Aku berbeda, aku hanyalah anak-anak...

 orang bilang kalau aku unik, aku tak tahu apa aku benar-benar unik atau tidak. Yang aku tahu, aku hanyalah anak sok tahu yang aneh, polos dan tak tahu apa-apa. Aku polos, aku akui itu. Aku mudah untuk ditipu, aku tidak bisa mengetahui yang mana yang baik dan yang mana yang buruk. Selain itu, aku juga bukan tipe yang mudah berteman.

aku tidak tahu caranya berteman, karena aku memang tak pernah diajarkan caranya berteman. Aku hanya diajarkan agar banyak bicara, juga berbicara hal-hal yang sopan pada siapa saja. Sejak kecil, aku tahu rasanya dipenjara. Aku dipenjara di rumahku sendiri, tak boleh ke rumah teman dan lainnya. Tinggal di kota bukanlah hal yang enak, terlebih jika tak tahu jalanan sekitar.

dulu, aku memang berteman dengan beberapa orang. Kini, aku selalu takut akan berteman. Trauma, aku mengalami trauma. Umurku baru 7 tahun, tapi aku hanya bisa terdiam saat temanku sendiri meninggalkanku dan pergi ke tempat yang cukup jauh. Memang, aku mendapat teman baru. Nyatanya apa? Dia justru mengkhianatiku, mengataiku macam-macam dari belakang. Memasuki masa remaja, aku semakin bingung dalam berteman. Yang kulihat bukanlah persahabatan yang indah, penuh dengan kehangatan.... seperti yang biasa kulihat di YGO. Inilah yang membuatku sangat menyukai YGO...

Tapi apa?! Apa yang kudapat!? Aku mendapat perlakuan bully dari sekian banyaknya orang! Anak remaja zaman sekarang perhitungan... di depan guru, mereka seolah 'peduli' padaku. Lepas dari penglihatan, justru sebaliknya... Aku tak bisa membalas, karena aku hanya diajarkan untuk menerima segala perlakuan orang lain. Aku tak ingin membalas, karena aku telah melihat akibatnya... akibat, jika aku mencoba melawan... Dan aku tak mau hal itu terulang kembali.

Apa pun yang kulakukan, selalu menjadi kesalahan besar. Lantas, apa yang harus kulakukan? Aku egois, childish, tak berguna, dan lainnya... aku akui itu. Selama ini, banyak hal yang aku pikirkan. Jika aku mencoba untuk tidak mempedulikannya, selalu ada hal yang terjadi yang membuatku terus-terusan memikirkannya. Riang, ceria, kocak, aneh, unik, membosankan, rusuh, ribut, bandel... semua itu kulakukan untuk menutupi semua kerapuhanku, kelemahanku...

aku tak mengharapkan rasa kasihan, perhatian, dukungan atau lainnya... aku hanya ingin keberadaanku dihargai! Aku hanya ingin dihargai.... sebagai seseorang dalam hati seseorang... entah sebagai apa, itu tidak masalah...

Aku tak ingin dianggap sebagai 'orang lain', aku tak ingin hal itu terjadi.... Aku selalu membuat kacau, bahkan membuat diriku disalahkan oleh banyak orang dengan cara apa pun. Semua itu kulakukan untuk mengetahui, apa benar 'seseorang yang mau menjadi temanku' benar-benar mengatakan hal yang sebenarnya... Bukannya aku tak percaya, aku hanya ingin memastikan... karena trauma yang aku alami... Sekali aku percaya pada seseorang, orang itu malah mengkhianatiku... Apa aku salah mencoba untuk memastikannya? Aku hanya ingin keberadaanku benar-benar dianggap 'ada'! Itu sudah cukup untuk membuatku bertahan!

aku hanya menjadi diriku sendiri... saat aku berada bersama orang-orang yang aku sayangi... orang-orang yang benar-benar menganggapku 'ada'...

Aku masih anak-anak! Aku masih membutuhkan bimbingan! Aku akui hal itu! Itu karena aku benar-benar sendirian! Aku kehilangan orang tua, aku juga tidak hidup bersama orang tua, bahkan saudara! Banyak orang-orang yang kuanggap keluarga... walau tidak berhubungan darah... Merekalah... orang-orang yang aku sayangi... menghargai keberadaanku... Walau dalam artian yang berbeda... silahkan ingin menganggapku apa... anak, saudara, adik, kakak, teman... terserah...

aku tak peduli... walau pun aku hanya dijadikan sebagai tempat pijakan, pijakan untuk keluar dari kegelapan...

tolong katakan padaku... katakan yang sejujurnya.... silahkan jika kalian ingin mengataiku macam-macam... aku terima segala perlakuan kalian... aku tidak peduli... mungkin aku bodoh karena membiarkan hak asasiku sendiri dihancurkan oleh orang lain... bahkan yang tidak kukenal... aku bukannya tak mau bangkit... aku hanya tidak tahu caranya untuk bangkit... tak ada yang mau membimbingku... semuanya pergi meninggalkanku... walau aku melihat banyak orang yang mau menarik diriku dari kegelapan, aku tidak tahu yang mana yang benar-benar mau menarik diriku...

yang mana yang harus kupilih? Yang mana tarikan tangan yang benar? Itulah yang selalu kupikirkan...

hal itu membuat pikiranku kacau... akibatnya.... kerusakan pada otak kanan, emosiku jadi tidak terkendali, jalan pikirku kacau... aku masih berpikir layaknya anak-anak, aku tak bisa berpikir dewasa... berkali-kali, aku mencoba untuk menahan diri. Menenangkan pikiran, mencoba untuk sebisa mungkin menjalankan Ibadah... sesuai Agamaku...

Tapi, aku juga manusia. Apa aku bisa bertahan tanpa adanya seseorang? Tidak... aku manusia biasa... aku masih anak-anak...siapa saja... tolong katakan yang sebenarnya... apa arti dari tarikan tangan kalian?

I Childish? I think... It's true


 Hanya percakapan biasa, antara aku dan seseorang. Di sini, aku mengganti namanya menjadi Bakura. Karena, sifatnya agak mirip dengan Bakura tanpa Psychopath dan berisik.
 Bakura: Memang kau ini anak-anak? Mencari perhatian saja kerjanya…
 Runa: Ya, aku memang anak-anak. Emosiku tak berkembang sempurna, jadi aku masih berpikiran dan bertingkah layaknya anak-anak. Well, yang namanya anak-anak memang selalu mencari perhatian, kan? Aku tak menganggap diriku dewasa, hanya ucapanku saja yang terlalu ngawur dan sok dewasa. Aku akui itu…
 Bakura: Lu sendiri tau kalau Fic lu ancur, napa juga bikin rusuh?
 Runa: Simple, karena tak ada ‘seseorang yang lebih dewasa’ yang me-Review Fanfic Author Ruega Kaiba. Jujur, saya iri dengan Author Newbie yang lain. Menurut saya, Fic saya masih belum sempurna. Tapi, saya tidak tahu di mana letak ketidaksempurnaan itu. Ditambah lagi, kebanyakan orang yang me-Review Fic saya hanya berkomentar tentang jalan cerira. Bukan tentang alur, tanda baca dan lainnya…
 Bakura: Oi, lu curhat lagi?
 Runa: Ya… mungkin.
 Bakura: Ck… lu sendiri kenapa kaga ngomong langsung ama ‘seseorang yang lebih dewasa’?
 Runa: Bakura, aku memang anak-anak, tapi aku juga sudah diajari agar memaksakan sesuatu pada orang lain Dan lagi, apakah ‘seseorang yang lebih dewasa’ itu akan bersedia menanggapi perkataan bocah sok dewasa sepertiku? Lagipula, Aku hanya diajarkan mengajukan pendapat, walau jarang kulakukan. Karena, pendapatku tak pernah benar.
 Bakura: Tak pernah? Lantas ke mana Runa/Ruega yang kukenal? Ke mana bocah tengil yang selalu bertingkah konyol layaknya orang idiot pada siapa pun? Ke mana bocah menyebalkan yang selalu sok tahu dan sok bijak saat orang lain down? Ke mana bocah edan yang selalu terlihat ceria dan terbuka tapi sebenarnya penyendiri dan menyembunyikan diri dari siapa saja? Ke Mana bocah yang selalu bersemangat dan selalu menarik orang-orang dari dalam kegelapan, tapi selalu menjadikan dirinya sebagai pijakan tanpa peduli akan rusaknya sayap yang dimilikinya dan luka yang bertebaran di mana-mana?(Jujur, sebetulnya ini kata-kata seseorang di Duta)
 Runa: Bocah itu hanya mencoba untuk tidak melanggar aturan dan mematuhi segala aturan keluarga, walau harus merelakan kebebasannya sendiri di duta. Alat yang sering digunakannya untuk memasuki Dumay akan disimpan, hanya dipakai sesekali.
 Bakura: Keras kepala… Childish… kau pikir semua setuju dengan keputusanmu itu?
 Runa: Hei, aku hanya anak-anak. Aku hanya mengikuti ‘jalan yang benar’ menurut keluargaku, aku belum mengetahui yang mana yang benar.
 Bakura: BOCAH TIDAK TAHU DIRI! SEBENARNYA APA YANG ADA DI PIKIRANMU!? BERHENTI MENGANGGAP DIRIMU ANAK-ANAK!
 Runa: Lantas aku harus menganggap diriku apa?
 Bakura: Menurutmu?
 Runa: Kalau aku tahu, kenapa aku bertanya?
 Bakura: Ck… jangan merubah pembicaraan
 Runa: Yang namanya pembicaraan, ada kalanya topic bisa berubah bukan?
 Bakura: Serba salah berbicara serius denganmu…
 Runa: Bicaraku memang selalu ngelantur, kan?
 Bakura: jangan sok jadi anak sok polos dan tak tahu apa-apa
 Runa: lantas bagaimana jika hal itu memang kenyataan? Aku memang polos, mudah ditipu, aku akui itu. Lalu, adakah yang mau mengajariku cara untuk tidak polos? Aku bukannya tak tahu apa-apa, aku hanya tak ingin berkata jika tak ada yang bertanya.
 Bakura: Lantas bagaimana dengan status-mu dif b dan pesanmu di ffn?
 Runa: Status difb hanya sekedar basa-basi, sedangkan pesan di ffn hanya untuk menjawab pesan seseorang.
 Bakura: Bego, kenapa malah di publish?
 Runa: Simple, karena dia bertanya
 Bakura: Apa yang dia tanyakan?
 Runa: Kenapa tidak cari tahu saja sendiri?
 Bakura: Aku tidak tahu, jadi kaulah yang harus memberitahuku.
 Runa: Baiklah, tapi aku tak akan mengatakan siapa dia. Aku hanya akan bilang, dia Readers dari Fandom lain. Game.
 Bakura: Bisa lebih jelas?
 Runa: Tidak, karena dia tak ingin dirinya diketahui
 Bakura: Dan kau menyanggupinya? Ck…ck…
 Runa: Hei, bukannya sudah kubilang? Aku anak-anak, dan aku juga termasuk gampang ditipu. Aku juga memiliki rasa penasaran yang tinggi, karena aku masih anak-anak. Orang dewasa, makin dilarang akan berpikir lebih waspada sebelum melakukan tindakan. Anak-anak, justru kebalikannya
 Bakura: Bukannya kau ini sudah remaja
 Runa: Dalam hal fisik, iya. Tapi, tidak dalam hal jiwa.
 Bakura: Sebenarnya… apa yang ada dalam pikiranmu? Jawabanmu selalu membuat orang semakin bingung akan dirimu sendiri…
 Runa: Tak perlu merasa bingung, terserah ingin menganggapku apa. terserah saja
 Bakura: Termasuk budak dan peliharaan?
 Runa: … ya… begitulah.
 Bakura: Apa kau bodoh? Membiarkan orang lain memakai hak milikmu…
 Runa: Aku tak punya keinginan untuk mempertahankan hak asasiku… biar saja, yang penting aku sudah mendapat apa yang selama ini kuinginkan…
 Bakura: Dan kau langsung pasrah setelahnya?
 Runa: Terkecuali untuk beberapa hal, pribadi

Sabtu, 03 November 2012

My Live


 Saat masih dalam kandungan, abah pernah bilang kalo kerjaku Cuma nendang-nendang doang. Sampai bikin mama kesakitan mulu tiap ari, baru tenang kalo ngerasain tepukan abah. Waktu ngidam…. Eer… ‘wah’ banget deh…. Gak nyangka juga, waktu Runa masih dalam kandungan… mama ngidam makan daging burung(gak tau burung apa, burung puyuh kali), alhasil abah kalang kabut nyari burung sana sini. Untungnya dapet, 1 karung. Jangan Tanya dari mana dapatnya, GAK BELI, gak nyolong, dari hutan.
 Selama 2 minggu makan daging burung, 1 hari sekarung. Entah dari mana dapatnya, Runa gak mau bilang. Bukan kenapa-napa, tapi pastinya gak bakal ada yang percaya. JUJUR 200000%. Heran juga sih, tapi itulah yang kejadi. Saksinya banyak, walau sebagian besar udah pada ga ada lagi di dunia.
 Selain itu, juga nambah sebaskom udang yang kecil-kecil sama yang gede-gede. Sekali lagi, jangan Tanya asalnya. Memang gak masuk akal, tapi sumpah Runa gak bohong!!!
 Waktu mama hamil, perutnya gede banget. Kaya kembar gitu, apalagi sama ngidam yang gila-gilaan kaya gitu. Siapa pun juga pastinya ngira kalo bayinya kembar, ya kan?
 Sayangnya, tebakannya salah. Bayinya gak kembar, Cuma 1 doang. Yakni Runa, badan Runa juga kecil n gedenya Cuma sebesar botol aqua besar(agak sedikit lebih kecil). Jangan bilang gak percaya, ini beneran lo. Runa juga awalnya gak percaya, tapi waktu liat bukti fotonya sih…. jangan Tanya. Sempat sekarat, tapi untungnya gak apa-apa.
 Waktu bayi, susaaaaaaaaaaaaaaah banget diatur. Minum susu pake botol aza mesti yang anget-anget, megangnya gak pake tangan, pake kaki. Kalo gak buruan diambil babe kalo udah abis bakal dilempar, pecah mulu n gonta-ganti botol mulu. Kebayang gak nakalnya? Kalo ditidurin, biar dari jam 10 pagi nyampe jam 5 sore juga gak bakal tidur walau udah diayunin di ayunan bayi. Dijamin yang nidurin yang bakal ketiduran.
 Umur setahun, udah sering bikin mama repot. Biar pun Cuma bisa ngerangkak doang, keluyuran mulu ke mana-mana di rumah. Gak diawasin dikit aza udah ilank, malah pernah naik ke atas meja. Kalo abah pulang kerja(dari Puskesmas), siap-siap nunggu depan pintu. Gak peduli sama mama yang nyuruh makan bubur, pokoknya nyampe ketemu babe dulu.
 Umur 3 tahun, udah bisa jalan. Biasanya langsung tancap gas ke puskesmas kalo waktu bangun tidur, mama ato abah gak ada di rumah. Kalo pake baju yang rapi-rapi mah mending, cuman pake daleman doang. Maklum lah, namanya juga bayi yang gak ngerti apa-apa. Kalo udah gitu mah pastinya dikira tuyul, coz kalo ke Puskesmas biasanya malem-malem ato kadang pagi-pagi, malah pernah waktu tengah malem saking menjengkelkannya. Herannya, katanya sih ada 2 tuh tuyul. Yang 1 ya Runa sendiri, sisanya gak tau.
 Umur 4 tahun, keluyuran ke mana-mana nih. Kerjanya asal nyeplos, nyengir n cengeng. Rekor bikin petugas di Puskesmas seteres gegara bocah edan yang udah dikenal banget, kakanya jadi pusing sendiri sama adeknya yang susah banget diatur. La? Kakanya kalem, adenya? Cah edan.
 Umur 5 tahun, masuk Teka. Entah emank otak encer, dapetnya seratus mulu. Tapi rada lemah dalam olah raga, gak tau juga kenapa. Yura udah nongol tuh, masih samar-samar. Nakalnya udah agak ngurang dikit.
 Ada kejadian yang sempat bikin Runa nangis keres banget, lupa waktu kapan n waktu umur berapa tahun. Yang jelas, waktu itu ada temen Runa yang beda 2 tahun datang nginep. Kaka Runa mah ga tau ke mana, abah Runa ke Kotabaru(kabupaten kalsel). Runa lupa kenapa Runa bisa nangis, tapi Runa nangisnya rasanya biasa aza kaya anak-anak lainnya. Tapi entah kenapa, kaka dari temen Runa itu datang gegara denger suara tangisan Runa. Padahal jarak rumah Runa sama rumah temen Runa itu sekitar 1 ½ km, bahkan ortu angkat Runa yang berjarak 8 km dari rumah Runa juga datang gegara denger suara Runa. Hebatnya lagi, abah Runa yang masih di Kotabaru yang jaraknya ratusan kilo juga denger n tau-tau besoknya pulang karna katanya gegara denger tangisan Runa.
 Masuk SD kelas 1, umur 7 tahun. Runa mulai sering temenan, main ke tempat temen, mejeng bareng dll. Tapi… jantung Runa mulai rada-rada.
 Kelas 2 SD, pindah skul. Gak banyak yang rame, bedanya sih sikapku yang gak kaya dulu lagi. Kalo sebelumnya nakal, cerewet, sering keluyuran, asal nyeplos plus tukang nyengir. Sekarang beda lagi, jadi cuek, pendiam, kalem, ga banyak tingkah dan hemat kata.
 Kelas 3, Yura mulai sering nongol. Bedanya dengan sekarang, tu OC bukan cowok! Tapi CEWEK! Namanya juga bukan Yura, tapi Sakura. Cewe berambut merah darah dengan mata tajam berwarna Crymson, tipikal cewek campuran dari Sasuke, Neji, Gaara(waktu pertama muncul), Kaiba dan Atem. Gak percaya? Memang itu kenyataan dan Yura, jangan salahkan aku kalau banyak yang memakai info ini untuk membuatmu Down.
 Kelas 4, waktu olah raga marathon… tahu-tahu jantung Runa kacau, gak tau kenapa. Waktu lagi lari marathon, Runa jatuh dan waktu itu belum kenapa-napa. Tapi waktu bangun… tau-tau rasanya sesak nafas, gegaranya tangan Runa jadi gak bisa digerakin. Alhasil, Runa jatuh lagi dan pandangan Runa jadi gelap. Waktu sadar, yang Runa liat Cuma pemandangan putih doang. Runa gak tau apa-apa, tapi ada yang bilang kalo Runa kena serangan jantung ringan. Ringan sih ringan, tapi gawat juga…
 Setelahnya, Runa jadi sering nongkrong dalem rumah dari pada main-main di luar. Runa gak boleh terlalu capek, makanan Runa juga diatur. Tapi, ya… ngebandel.
 Kelas 5, diseret guru biar ikut Olimpiade MIPA. Kebetulan Runa ikut Matematika, sumpah Runa sembarangan jawab dan semuanya gak ngerti. Untungnya pilihan ganda, ya udah asal conteng aza.
 Hari demi hari, Runa nyampe lupa sama hasil lomba. Tau-tau guru Runa dateng dan sembarangan ngegendong Runa sambil cipika-cipiki, Runa mah cengo aza. Gak taunya, Runa juara 1 lomba Olimpiade Matematika tingkat kecamatan. Lah? Informasi nyasar dari mana ini?
 Alhasil, Runa dapet penghargaan dan sejumlah uang. Naik ke tingkat kabupaten, kebetulan ada 3 temen Runa yang ikut Olimpiade juga. 2 orang ikut IPA dan 1 orang ikut Matematika kaya Runa, Yang ikut Matematika itu gak pernah ada yang mau tulus nemenin. Namanya Silvi, dibilang baik sih… ng… tu anak kalo ngejawab soal pasti harus bener, jawaban Runa yang bener aza dibilang salah. Cuma gegara Runa pernah protes gegara guru salah hitung, dianya malah marah dan sembarangan bilang kalo jawaban yang udah dilewati itu gak udah dipikirin lagi. Masa Runa mau ngebenerin jawaban yang salah? Tuh Mah dianya yang gak mau jawabanya jadi salah. =3=, Runa jadi serba salah
 Apalagi liat hasil lomba tingkat kecamatan yang pertama, dianya jadi menjauh sama Runa dan dianya sendiri juara 15 =A=. Sedangkan 2 temen Runa yang ikut IPA, ada yang juara 7 dan juara 3. Yang juara 3 itu… ng… selalu dianak emaskan guru-guru, sedangkan Runa dikucilkan karena keluarga Runa berbeda dengan orang-orang di daerah yang Runa tinggali.
 Orang-orang di daerah baru yang Runa tinggali ini termasuk Jawa, hanya keluarga Runa yang asli Banjar(gak juga sih =A=). Ada sih beberapa yang termasuk banjar, tapi campuran Jawa.
 Lanjut ke lomba Olimpiade tingkat kabupaten, soalnya masih pilihan ganda, tapi ada 5 soal yang Essay. Ya tuhaaaaaaan! Susahnya bikin Runa Cuma ngelongo liatin soalnya, bukannya memperhatikan dengan jelas isi soal. Berhubung waktunya mepet, ya sudah sembarang isi aza. Yang Essay, rada-rada mudah dikit.
 Ada sedikit kejadian yang membuat temen Runa yang juara 3 sebelumnya itu jadi malu setengah mati dan murung mulu, termasuk warga di daerah sana. Ada kabar kalo temen Runa itu juara 2 lomba Olimpiade IPA, gak tau darimana. Setelahnya, keluarga temen Runa itu mengadakan acara syukuran, semua anak-anak di daerah sana diundang. Runa juga, tapi entah kenapa rasanya gak enak buat Runa untuk datang. Toh, pastinya Runa Cuma bakal dicemoohkan.
 Besoknya, setelah acara Syukuran, ada kabar baru lagi. Temen Runa itu sebetulnya gak juara 2, tapi juara 18. Kabar yang pertama datang itu salah, lagian di kabar yang pertama itu gak ada kabar tentang juara yang diperoleh Runa. Sedangkan kabar aslinya, temen Runa itu juara 18 dan Runa juara 3. Ya udah, temen Runa jadi nangis dan membuat warga jadi gak punya muka ketemu keluarga Runa.
 Kakak Runa… tinggal di tempat nenek setelah lulus SD untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, di daerah Runa sih ada SMP tersendiri, sayangnya tingkat pendidikannya masih rendah karena Runa tinggal di desa(tapi fasilitasnya lengkap, restoran, penginapan, skul, pasar, minimarket, bahkan pasar ikan aza udah kaya tempat bermain~). Selama kaka di tempat nenek, Runa gak tahu apa yang telah dialami kaka.
 Runa pernah melihat ayah Runa mendesah karena kelelahan, Runa sih gak tau kenapa. Yang Runa tau, itu bukan kelelahan akibat bekerja…
 Lanjut sambungan olimpiade tadi, Runa naik tingkat lanjutan ke Provinsi. Berikutnya, gagal total~ Runa juara 26 setelah ngerjakan soal-soalnya =A=. Mau gimana, lagi? Bukan soal pilihan ganda, jadinya Runa gak bisa asal jawab dan mesti mikir mumet. Gak pa-pa deh, yang penting dapet makan gratis dan sejumlah uang dari panitia~
 Selain itu, Runa juga gak sengaja ketemu sama Fanfiction. Cengo waktu pertama kali baca, heloooo? Anak SD baca SasuNaru lagi ciuman? Pastinya langsung Runa banting tuh Hape dan nyumpah-nyumpah gak bakal buka yang macem-macem lagi.
 Akhir dari kelas 6, Runa pisah sama temen-temen di daerah sana. Pindah ke tempat nenek, tinggal sama kaka, nenek, paman, bibi dan keponakan kecil Runa. Untuk awal-awal, Runa biasa-biasa aza karna udah sering main ke rumah ini setiap kali liburan. Tapi… ada yang membuat Runa merasa aneh, begitu aneh dan heran. Kakak Runa sering kali pergi dan pulang malam, jarang berbicara dengan orang rumah dan sering kali bersikap dingin pada orang rumah(kecuali Runa).
 Lewat 8 bulan, kaka Runa pindah ke daerah lain yang dekat dengan Kuliahnya. Runa jadi rada kesepian, bosan di rumah nenek. Ketakutan pun terjadi, Runa gak diperbolehkan keluar rumah dan hanya boleh jalan di sekitar halaman aza. Alasannya? Biar kami gak keluyuran dan biar gak repot nyari kami. Untuk makan… yang paling sering hanya sepiring nasi dan telur ceplok, tak lebih dan tak kurang. Runa gak pernah mendapat tambahan nasi atau lauk lain, kadang nasi dengan 1 potongan kecil ikan Patin atau sepotong ayam. Tanpa sayur sedikit pun.
 Runa sendiri… mengembangkan karakter Yura, kali ini Runa bikin jadi cowok. Membuat OC baru, mendesain jalan cerita dll. Semuanya dibuat menjadi rangkaian tulisan, Fic The Hybrid yang Runa buat itu berdasarkan jalan cerita yang dilalui Yura. Juga banyak membaca buku-buku lain, setidaknya Runa masih bisa waras.
 Bayangkan saja, tidak pernah diizinkan berjalan-jalan dengan teman walau hanya untuk kerja kelompok, nonton tv hanya seminggu sekali, makan seadanya dan terasingkan. Biar pun bagi orang-orang hanya 3 tahun, bagi Runa udah sangat lama. Kesepian jauh lebih mengerikan daripada disiksa, Runa jauh lebih suka disiksa karena keberadaan Runa pastinya dianggap ada. Daripada diasingkan oleh keluarga sendiri, tak pernah diperhatikan dan dianggap angin lalu.
 Tapi kenapa…?
 Justru menjadi semakin parah…
 Runa sering kali telat dijemput bahkan selalu diantar saat gerbang sekolah sudah hampir ditutup, Runa sudah bilang tapi tak pernah diladeni. Selalu begitu… Runa juga mengadu pada orang tua Runa, tapi… gak bisa… Runa bisa saja berjalan… tapi Runa sudah dilarang agar tidak berjalan pulang, takutnya ada penculikan…
 Runa hanya bisa pasrah… terlebih saat hampir diperkosa oleh paman Runa sendiri…
 Runa gak tau harus bagaimana… hanya mutiara bening Runa yang keluar karena selalu menahan diri agar tidak terlihat lemah…
 Puncaknya, Runa diusir oleh nenek Runa sendiri…
 Kalau hanya membentak Runa, tak apa-apa… tapi masalahnya, mama… kaka… nama mereka juga ikut dibawa-bawa… kalau di Fic It’s My Live, Runa memang sengaja dibuat membentak… yang asli, Runa hanya menangis… menangis dalam diam, membiarkan mutiara bening Runa meleleh dan mengalir bagai sungai…
 Setelahnya, Runa mengSMS mama Runa… isinya…:
 Ma… pindah aza… Ena gak tahan lagi… kalau Cuma Ena yang dibentak atau dimarahi dan sebagainya, gak apa-apa… tapi Ena gak bakal tahan kalau mendengar nama mama juga ikut dipermasalahkan, bahkan dibentak di depan Ena sendiri… Ma… bilang pada Abah… Ena pindah aza… Ena udah gak sanggup… Ena gak sanggup… gak sanggup…
 (diterjemahkan dari bahasa Banjar)
 Setelahnya, abah menghubungi nenek melalui hape Runa. Untuk awal-awal, Cuma pembicaraan biasa. Lama-lama, Runa tambah gemetaran gegara ndenger nada suara nenek tambah meninggi. Pada akhirnya, nenek memberikan hape Runa kembali sambil membentak…
 Abah bilang… Runa harus kuat, lusa abah akan datang ke tempat Runa…
 Mutiara bening Runa kembali meleleh, sedangkan si kembar sudah sesenggukan di pojok ranjang atas. Runa yang ada di ranjang bawah, hanya bisa diam. Runa mungkin bisa membela diri, membentak atau berteriak… tapi Runa gak bisa…
 Tenaga Runa entah kenapa menghilang, Runa gak punya tenaga untuk tereak. Runa juga sudah dididik untuk tidak gampang marah, pada akhirnya… justru Runa gak pernah bisa membentak orang… siapa pun, kapan pun dan di mana pun…
 Esoknya… gak ada yang semangat di antara Runa atau si kembar…
 Terutama Runa, berbicara pun tidak…
 Hanya saja, Runa mulai memberontak. Melanggar aturan yang sudah dilarang berkali-kali, biar aza! Toh, Runa udah kelewatan kesel. Bertatap muka pun tak mau, sedikit pun tidak.
 Sampai datangnya hari di mana abah Runa datang, seharian penuh Runa gak tidur hanya untuk menunggu ayah Runa datang. Untungnya besok sudah hari minggu, jadi gak apa-apa kalo Runa bergadang. Sekitar 20 jam Runa gak tidur hari itu, hanya untuk menunggu ayah Runa datang. Terlanjur ngantuk, Runa jadi ketiduran 1 jam. Gak taunya, saat Runa tidur… abah udah sampai di depan rumah.
 Seingat Runa, paman atau bibi Runa belum tidur saat Runa hampir tertidur. Soalnya Runa sempat ndenger suara TV, biar pun rada samar-samar dan suara orang yang sedang berbicara. Keselnya, gak ada yang peduli sama ayah Runa yang ada di depan rumah. Ya udah, waktu kebangun gegara denger suara hape yang bunyi… Runa langsung gedubrakan keluar dan hampir ngedobrak pintu depan. Maunya sih Runa tendang, tapi gak jadi.
 Orang mau ngomong apa ya terserah aza, gak sopan kek, makanan yang dimakan kaga elit kek.Terserah deh, yang makan kami juga. Lagian udah dari sononya nakal, lagian kami bukan tipe keluarga yang kerjanya mikirin etika doang. Makan ya makan, biar pun elit tapi tidak pas di lidah sama aja bohong. Dari pada elit tapi tak enak, mending sederhana tapi lezat.
 Sempat seteres gegara denger cerita abah kalo mama nangis sesenggukan waktu liat SMS Runa, sampai njerit-jerit lagi. Gak tega juga, kaka Runa aza langsung tancap gas dateng ke rumah nenek waktu denger abah dateng. Mama datengnya kalo Runa udah pindah.
 Runa kalang kabut nyari rumah kosong ato setidaknya tempat kost-kostan, untung aza ketemu. Inilah rumah yang sekarang Runa tempati, Runa menyukainya karena tempatnya cocok dengan Runa.
 Waktu berkemas-kemas…
 Orang rumah gak ada yang ngebantuin Runa sama abah. Kami berdua ribut bersihin kamar, Runa malah sambil pejingkrakan. Soalnya Runa sempat disuruh mperbaikin kipas angin yang rada sendat, seneng banget tuh waktu itu. maklum~ Runa hobi banget soal ngutak-atik yang ginian, sempat ditempeleng juga sih gegara kebangetan banget~
 Pindah ke tempat kost-kostan setelah si kembar selesai ujian akhir semester, keadaan Runa, abah dan kaka waktu itu… udah kaya ‘terasing’ banget…
 Sampai sekarang Runa heran, kenapa abah selalu bilang Runa rasakan itu adalah ujian untuk abah. Bukan Runa, kaka atau mama. Kaka Runa udah 7 tahun di rumah nenek, tapi masih diberi kebebasan. Sedangkan Runa, tidak ada. Runa hanya bebas kalau abah atau mama datang, juga kalau keluarga Runa yang lain datang dan mengajak Runa pergi.
 Tapi… kenapa abah pergi….?
 Kenapa abah udah gak ada lagi….?
 Kenapa ninggalin Ena, kaka n mama…? Kenapa…? Kenapa Mama, Ena dan kaka jadi disalahkan karena abah udah gak ada....? Apa salah Ena....? Runa aza gak tau kenapa.... Baru datang di tempat nenek.... sudah mendapat kabar yang hampir bikin jantung runa kambuh.... Bukannya dihibur.... tapi... tapi....

 ABAAAAAAAAAAAAAAHHHH1!!!!!

 ya sudahlah.... dari tadi cuma curcol ga jelas mulu... *nyengir*

Mitos pada bunga



 Mitos pada bunga
1)    Bunga Acacia
Bunga Acacia merupakan bunga yang melambangkan maskunilitas, ia adalah matahari dan elemen alamnya adalah air. Acacia di dalam dunia magic, digunakan sebagai media pelindung sekaligus merangsang keluarnya kekuatan supranatural. Dengan kata lain, digunakan sebagai pengusir setan atau roh jahat dan pengaruh dari dunia kegelapan.

2)    Bunga Edelweis/Anaphalis Javanica
Bila ada yang memberikan bunga ini pada seseorang yang dicintainya, maka akan terciptalah cinta yang abadi. Tapi, nyawalah taruhannya. Bunga keabadian.

3)    Bunga Rose
Banyak mitos yang ada pada bunga ini. Ada yang bilang, mawar adalah pengganggu Rumah Tangga. Dalam bahasa Mandarin, mawar disebut sebagai Mei Gui. Namanya memang cantik, tapi karena memiliki duri tajam pada batangnya, secara tidak langsung pun mendapat citra yang buruk. Bunga ini lekat dengankehidupan wanita nakal, dengan kata lain wanita malam penggoda laki-laki hidung belang. Dalam mitos, dalam keluarga rumah tangga yang harmonis, hancur seketika dikarenakan bunga mawar. Setelah mekar, seorang suami entah kenapa malah merusak hubungan suami istri dalam rumah tangga. Di bagian barat, bunga ini dianggap sebagai lambang kasih sayang dan cinta.
a)     Red Rose
Secara umum, mawar merah dipandang sebagai symbol darah. Dalam mitologi Yunani kuno, mawar merah memiliki hasrat. Di Persia, bila ada yang dijatuhi kelopak bunga mawar merah maka akan menjadi pertanda buruk. Zaman sekarang, mawar merah telah menjadi ungkapan cinta dan ketulusan serta hormat yang terdalam.
b)    Pink Rose
Mawar pink sering diartikan sebagai rasa terima kasih atau meminta untuk dipercayai. Tapi, ada kalanya dilambangkan sebagai rasa sakit, penderitaan dan kematian.
c)     White Rose
Mawar putih telah menjadi simbl penghormatan dan kerendahan hati sejak abad pertengahan Eropa. Mawar putih bisa berarti kesucian dan keheningan, seringkali ditempatkan pada makam anak kecil. Di Amerika, mawar putih diibaratkan sebagai keamanan dan kebahagiaan. Biasanya sering dipakai untuk acara pernikahan.
d)    Yellow Rose
Mawar kuning diibaratkan sebagai rasa sukacita, kegembiraan, kebebasan dan kepuasan. Tapi juga bisa diibaratkan sebagai symbol penipuan, pengkhianatan dan perzinahan pada cerita-cerita rakyat.
e)     Oranye Rose
Mawar yang berwarna oranye/jingga merupakan symbol dari perpaduan antara rasa antusiasme dan hasrat. Sempurna!
4)    Aconite Wolfbane
Dalam mitos, banyak yang bilang kalau bunga ini tidak menyukai atau membenci semua orang yang memiliki kekuatan supranatural. Biar pun orang yang memiliki kekuatan itu merawat bunga Aconite Wolfbane dengan perawatan khusus, tak akan bisa mekar dan akan langsung mati karena kebencian sang bunga pada orang tersebut. Mitos lainnya, ada beberapa orang yang memiliki kekuatan supranatural yang mati bunuh diri karena efek yang ditimbulkan oleh bunga tersebut.
5)    Bunga Snowdrop
Dalam arti bahasa, bunga Snowdrop bisa berarti harapan. Dalam mitos, harapan seseorang akan terkabul jika ada yang merelakan harapannya untuk orang tersebut dan terbaring di tanah salju yang dingin. Harapan yang telah gugur.
6)    Bunga Lily
Dalam legenda, bunga Lily tercipta dari air susu Dewi Hera. Lalu Venus yang iri pada kecantikan Lily, mengutuk bunga tersebut. Lily diibaratkan dalam berbagai macam hal, keindahan, kecantikan, kematian, kedukaan dan sebagainya.