Hanya percakapan biasa, antara aku dan
seseorang. Di sini, aku mengganti namanya menjadi Bakura. Karena, sifatnya agak
mirip dengan Bakura tanpa Psychopath dan berisik.
Bakura: Memang kau ini anak-anak? Mencari
perhatian saja kerjanya…
Runa: Ya, aku memang anak-anak. Emosiku tak
berkembang sempurna, jadi aku masih berpikiran dan bertingkah layaknya
anak-anak. Well, yang namanya anak-anak memang selalu mencari perhatian, kan?
Aku tak menganggap diriku dewasa, hanya ucapanku saja yang terlalu ngawur dan
sok dewasa. Aku akui itu…
Bakura: Lu sendiri tau kalau Fic lu ancur,
napa juga bikin rusuh?
Runa: Simple, karena tak ada ‘seseorang yang
lebih dewasa’ yang me-Review Fanfic Author Ruega Kaiba. Jujur, saya iri dengan
Author Newbie yang lain. Menurut saya, Fic saya masih belum sempurna. Tapi,
saya tidak tahu di mana letak ketidaksempurnaan itu. Ditambah lagi, kebanyakan
orang yang me-Review Fic saya hanya berkomentar tentang jalan cerira. Bukan tentang
alur, tanda baca dan lainnya…
Bakura: Oi, lu curhat lagi?
Runa: Ya… mungkin.
Bakura: Ck… lu sendiri kenapa kaga ngomong
langsung ama ‘seseorang yang lebih dewasa’?
Runa: Bakura, aku memang anak-anak, tapi aku
juga sudah diajari agar memaksakan sesuatu pada orang lain Dan lagi, apakah ‘seseorang
yang lebih dewasa’ itu akan bersedia menanggapi perkataan bocah sok dewasa
sepertiku? Lagipula, Aku hanya diajarkan mengajukan pendapat, walau jarang
kulakukan. Karena, pendapatku tak pernah benar.
Bakura: Tak pernah? Lantas ke mana Runa/Ruega
yang kukenal? Ke mana bocah tengil yang selalu bertingkah konyol layaknya orang
idiot pada siapa pun? Ke mana bocah menyebalkan yang selalu sok tahu dan sok
bijak saat orang lain down? Ke mana bocah edan yang selalu terlihat ceria dan
terbuka tapi sebenarnya penyendiri dan menyembunyikan diri dari siapa saja? Ke Mana
bocah yang selalu bersemangat dan selalu menarik orang-orang dari dalam
kegelapan, tapi selalu menjadikan dirinya sebagai pijakan tanpa peduli akan
rusaknya sayap yang dimilikinya dan luka yang bertebaran di mana-mana?(Jujur,
sebetulnya ini kata-kata seseorang di Duta)
Runa: Bocah itu hanya mencoba untuk tidak
melanggar aturan dan mematuhi segala aturan keluarga, walau harus merelakan
kebebasannya sendiri di duta. Alat yang sering digunakannya untuk memasuki
Dumay akan disimpan, hanya dipakai sesekali.
Bakura: Keras kepala… Childish… kau pikir
semua setuju dengan keputusanmu itu?
Runa: Hei, aku hanya anak-anak. Aku hanya
mengikuti ‘jalan yang benar’ menurut keluargaku, aku belum mengetahui yang mana
yang benar.
Bakura: BOCAH TIDAK TAHU DIRI! SEBENARNYA APA
YANG ADA DI PIKIRANMU!? BERHENTI MENGANGGAP DIRIMU ANAK-ANAK!
Runa: Lantas aku harus menganggap diriku apa?
Bakura: Menurutmu?
Runa: Kalau aku tahu, kenapa aku bertanya?
Bakura: Ck… jangan merubah pembicaraan
Runa: Yang namanya pembicaraan, ada kalanya topic
bisa berubah bukan?
Bakura: Serba salah berbicara serius denganmu…
Runa: Bicaraku memang selalu ngelantur, kan?
Bakura: jangan sok jadi anak sok polos dan tak
tahu apa-apa
Runa: lantas bagaimana jika hal itu memang kenyataan?
Aku memang polos, mudah ditipu, aku akui itu. Lalu, adakah yang mau mengajariku
cara untuk tidak polos? Aku bukannya tak tahu apa-apa, aku hanya tak ingin
berkata jika tak ada yang bertanya.
Bakura: Lantas bagaimana dengan status-mu dif
b dan pesanmu di ffn?
Runa: Status difb hanya sekedar basa-basi, sedangkan
pesan di ffn hanya untuk menjawab pesan seseorang.
Bakura: Bego, kenapa malah di publish?
Runa: Simple, karena dia bertanya
Bakura: Apa yang dia tanyakan?
Runa: Kenapa tidak cari tahu saja sendiri?
Bakura: Aku tidak tahu, jadi kaulah yang harus
memberitahuku.
Runa: Baiklah, tapi aku tak akan mengatakan
siapa dia. Aku hanya akan bilang, dia Readers dari Fandom lain. Game.
Bakura: Bisa lebih jelas?
Runa: Tidak, karena dia tak ingin dirinya diketahui
Bakura: Dan kau menyanggupinya? Ck…ck…
Runa: Hei, bukannya sudah kubilang? Aku
anak-anak, dan aku juga termasuk gampang ditipu. Aku juga memiliki rasa
penasaran yang tinggi, karena aku masih anak-anak. Orang dewasa, makin dilarang
akan berpikir lebih waspada sebelum melakukan tindakan. Anak-anak, justru
kebalikannya
Bakura: Bukannya kau ini sudah remaja
Runa: Dalam hal fisik, iya. Tapi, tidak dalam
hal jiwa.
Bakura: Sebenarnya… apa yang ada dalam
pikiranmu? Jawabanmu selalu membuat orang semakin bingung akan dirimu sendiri…
Runa: Tak perlu merasa bingung, terserah ingin
menganggapku apa. terserah saja
Bakura: Termasuk budak dan peliharaan?
Runa: … ya… begitulah.
Bakura: Apa kau bodoh? Membiarkan orang lain
memakai hak milikmu…
Runa: Aku tak punya keinginan untuk
mempertahankan hak asasiku… biar saja, yang penting aku sudah mendapat apa yang
selama ini kuinginkan…
Bakura: Dan kau langsung pasrah setelahnya?
Runa: Terkecuali untuk beberapa hal, pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar