Sabtu, 06 April 2013

I Childish? I think... It's true


 Hanya percakapan biasa, antara aku dan seseorang. Di sini, aku mengganti namanya menjadi Bakura. Karena, sifatnya agak mirip dengan Bakura tanpa Psychopath dan berisik.
 Bakura: Memang kau ini anak-anak? Mencari perhatian saja kerjanya…
 Runa: Ya, aku memang anak-anak. Emosiku tak berkembang sempurna, jadi aku masih berpikiran dan bertingkah layaknya anak-anak. Well, yang namanya anak-anak memang selalu mencari perhatian, kan? Aku tak menganggap diriku dewasa, hanya ucapanku saja yang terlalu ngawur dan sok dewasa. Aku akui itu…
 Bakura: Lu sendiri tau kalau Fic lu ancur, napa juga bikin rusuh?
 Runa: Simple, karena tak ada ‘seseorang yang lebih dewasa’ yang me-Review Fanfic Author Ruega Kaiba. Jujur, saya iri dengan Author Newbie yang lain. Menurut saya, Fic saya masih belum sempurna. Tapi, saya tidak tahu di mana letak ketidaksempurnaan itu. Ditambah lagi, kebanyakan orang yang me-Review Fic saya hanya berkomentar tentang jalan cerira. Bukan tentang alur, tanda baca dan lainnya…
 Bakura: Oi, lu curhat lagi?
 Runa: Ya… mungkin.
 Bakura: Ck… lu sendiri kenapa kaga ngomong langsung ama ‘seseorang yang lebih dewasa’?
 Runa: Bakura, aku memang anak-anak, tapi aku juga sudah diajari agar memaksakan sesuatu pada orang lain Dan lagi, apakah ‘seseorang yang lebih dewasa’ itu akan bersedia menanggapi perkataan bocah sok dewasa sepertiku? Lagipula, Aku hanya diajarkan mengajukan pendapat, walau jarang kulakukan. Karena, pendapatku tak pernah benar.
 Bakura: Tak pernah? Lantas ke mana Runa/Ruega yang kukenal? Ke mana bocah tengil yang selalu bertingkah konyol layaknya orang idiot pada siapa pun? Ke mana bocah menyebalkan yang selalu sok tahu dan sok bijak saat orang lain down? Ke mana bocah edan yang selalu terlihat ceria dan terbuka tapi sebenarnya penyendiri dan menyembunyikan diri dari siapa saja? Ke Mana bocah yang selalu bersemangat dan selalu menarik orang-orang dari dalam kegelapan, tapi selalu menjadikan dirinya sebagai pijakan tanpa peduli akan rusaknya sayap yang dimilikinya dan luka yang bertebaran di mana-mana?(Jujur, sebetulnya ini kata-kata seseorang di Duta)
 Runa: Bocah itu hanya mencoba untuk tidak melanggar aturan dan mematuhi segala aturan keluarga, walau harus merelakan kebebasannya sendiri di duta. Alat yang sering digunakannya untuk memasuki Dumay akan disimpan, hanya dipakai sesekali.
 Bakura: Keras kepala… Childish… kau pikir semua setuju dengan keputusanmu itu?
 Runa: Hei, aku hanya anak-anak. Aku hanya mengikuti ‘jalan yang benar’ menurut keluargaku, aku belum mengetahui yang mana yang benar.
 Bakura: BOCAH TIDAK TAHU DIRI! SEBENARNYA APA YANG ADA DI PIKIRANMU!? BERHENTI MENGANGGAP DIRIMU ANAK-ANAK!
 Runa: Lantas aku harus menganggap diriku apa?
 Bakura: Menurutmu?
 Runa: Kalau aku tahu, kenapa aku bertanya?
 Bakura: Ck… jangan merubah pembicaraan
 Runa: Yang namanya pembicaraan, ada kalanya topic bisa berubah bukan?
 Bakura: Serba salah berbicara serius denganmu…
 Runa: Bicaraku memang selalu ngelantur, kan?
 Bakura: jangan sok jadi anak sok polos dan tak tahu apa-apa
 Runa: lantas bagaimana jika hal itu memang kenyataan? Aku memang polos, mudah ditipu, aku akui itu. Lalu, adakah yang mau mengajariku cara untuk tidak polos? Aku bukannya tak tahu apa-apa, aku hanya tak ingin berkata jika tak ada yang bertanya.
 Bakura: Lantas bagaimana dengan status-mu dif b dan pesanmu di ffn?
 Runa: Status difb hanya sekedar basa-basi, sedangkan pesan di ffn hanya untuk menjawab pesan seseorang.
 Bakura: Bego, kenapa malah di publish?
 Runa: Simple, karena dia bertanya
 Bakura: Apa yang dia tanyakan?
 Runa: Kenapa tidak cari tahu saja sendiri?
 Bakura: Aku tidak tahu, jadi kaulah yang harus memberitahuku.
 Runa: Baiklah, tapi aku tak akan mengatakan siapa dia. Aku hanya akan bilang, dia Readers dari Fandom lain. Game.
 Bakura: Bisa lebih jelas?
 Runa: Tidak, karena dia tak ingin dirinya diketahui
 Bakura: Dan kau menyanggupinya? Ck…ck…
 Runa: Hei, bukannya sudah kubilang? Aku anak-anak, dan aku juga termasuk gampang ditipu. Aku juga memiliki rasa penasaran yang tinggi, karena aku masih anak-anak. Orang dewasa, makin dilarang akan berpikir lebih waspada sebelum melakukan tindakan. Anak-anak, justru kebalikannya
 Bakura: Bukannya kau ini sudah remaja
 Runa: Dalam hal fisik, iya. Tapi, tidak dalam hal jiwa.
 Bakura: Sebenarnya… apa yang ada dalam pikiranmu? Jawabanmu selalu membuat orang semakin bingung akan dirimu sendiri…
 Runa: Tak perlu merasa bingung, terserah ingin menganggapku apa. terserah saja
 Bakura: Termasuk budak dan peliharaan?
 Runa: … ya… begitulah.
 Bakura: Apa kau bodoh? Membiarkan orang lain memakai hak milikmu…
 Runa: Aku tak punya keinginan untuk mempertahankan hak asasiku… biar saja, yang penting aku sudah mendapat apa yang selama ini kuinginkan…
 Bakura: Dan kau langsung pasrah setelahnya?
 Runa: Terkecuali untuk beberapa hal, pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar