selalu dan selalu...
setelah bersusah payah membuat orang lain percaya padaku...
aku sendiri yang menghancurkan kepercayaan itu...
alasannya sederhana...
aku bukanlah orang dewasa yang mampu memberikan solusi kapan pun dan di mana pun, aku juga bukan remaja yang senang mencari teman baru. Aku berbeda, aku hanyalah anak-anak...
orang bilang kalau aku unik, aku tak tahu apa aku benar-benar unik atau tidak. Yang aku tahu, aku hanyalah anak sok tahu yang aneh, polos dan tak tahu apa-apa. Aku polos, aku akui itu. Aku mudah untuk ditipu, aku tidak bisa mengetahui yang mana yang baik dan yang mana yang buruk. Selain itu, aku juga bukan tipe yang mudah berteman.
aku tidak tahu caranya berteman, karena aku memang tak pernah diajarkan caranya berteman. Aku hanya diajarkan agar banyak bicara, juga berbicara hal-hal yang sopan pada siapa saja. Sejak kecil, aku tahu rasanya dipenjara. Aku dipenjara di rumahku sendiri, tak boleh ke rumah teman dan lainnya. Tinggal di kota bukanlah hal yang enak, terlebih jika tak tahu jalanan sekitar.
dulu, aku memang berteman dengan beberapa orang. Kini, aku selalu takut akan berteman. Trauma, aku mengalami trauma. Umurku baru 7 tahun, tapi aku hanya bisa terdiam saat temanku sendiri meninggalkanku dan pergi ke tempat yang cukup jauh. Memang, aku mendapat teman baru. Nyatanya apa? Dia justru mengkhianatiku, mengataiku macam-macam dari belakang. Memasuki masa remaja, aku semakin bingung dalam berteman. Yang kulihat bukanlah persahabatan yang indah, penuh dengan kehangatan.... seperti yang biasa kulihat di YGO. Inilah yang membuatku sangat menyukai YGO...
Tapi apa?! Apa yang kudapat!? Aku mendapat perlakuan bully dari sekian banyaknya orang! Anak remaja zaman sekarang perhitungan... di depan guru, mereka seolah 'peduli' padaku. Lepas dari penglihatan, justru sebaliknya... Aku tak bisa membalas, karena aku hanya diajarkan untuk menerima segala perlakuan orang lain. Aku tak ingin membalas, karena aku telah melihat akibatnya... akibat, jika aku mencoba melawan... Dan aku tak mau hal itu terulang kembali.
Apa pun yang kulakukan, selalu menjadi kesalahan besar. Lantas, apa yang harus kulakukan? Aku egois, childish, tak berguna, dan lainnya... aku akui itu. Selama ini, banyak hal yang aku pikirkan. Jika aku mencoba untuk tidak mempedulikannya, selalu ada hal yang terjadi yang membuatku terus-terusan memikirkannya. Riang, ceria, kocak, aneh, unik, membosankan, rusuh, ribut, bandel... semua itu kulakukan untuk menutupi semua kerapuhanku, kelemahanku...
aku tak mengharapkan rasa kasihan, perhatian, dukungan atau lainnya... aku hanya ingin keberadaanku dihargai! Aku hanya ingin dihargai.... sebagai seseorang dalam hati seseorang... entah sebagai apa, itu tidak masalah...
Aku tak ingin dianggap sebagai 'orang lain', aku tak ingin hal itu terjadi.... Aku selalu membuat kacau, bahkan membuat diriku disalahkan oleh banyak orang dengan cara apa pun. Semua itu kulakukan untuk mengetahui, apa benar 'seseorang yang mau menjadi temanku' benar-benar mengatakan hal yang sebenarnya... Bukannya aku tak percaya, aku hanya ingin memastikan... karena trauma yang aku alami... Sekali aku percaya pada seseorang, orang itu malah mengkhianatiku... Apa aku salah mencoba untuk memastikannya? Aku hanya ingin keberadaanku benar-benar dianggap 'ada'! Itu sudah cukup untuk membuatku bertahan!
aku hanya menjadi diriku sendiri... saat aku berada bersama orang-orang yang aku sayangi... orang-orang yang benar-benar menganggapku 'ada'...
Aku masih anak-anak! Aku masih membutuhkan bimbingan! Aku akui hal itu! Itu karena aku benar-benar sendirian! Aku kehilangan orang tua, aku juga tidak hidup bersama orang tua, bahkan saudara! Banyak orang-orang yang kuanggap keluarga... walau tidak berhubungan darah... Merekalah... orang-orang yang aku sayangi... menghargai keberadaanku... Walau dalam artian yang berbeda... silahkan ingin menganggapku apa... anak, saudara, adik, kakak, teman... terserah...
aku tak peduli... walau pun aku hanya dijadikan sebagai tempat pijakan, pijakan untuk keluar dari kegelapan...
tolong katakan padaku... katakan yang sejujurnya.... silahkan jika kalian ingin mengataiku macam-macam... aku terima segala perlakuan kalian... aku tidak peduli... mungkin aku bodoh karena membiarkan hak asasiku sendiri dihancurkan oleh orang lain... bahkan yang tidak kukenal... aku bukannya tak mau bangkit... aku hanya tidak tahu caranya untuk bangkit... tak ada yang mau membimbingku... semuanya pergi meninggalkanku... walau aku melihat banyak orang yang mau menarik diriku dari kegelapan, aku tidak tahu yang mana yang benar-benar mau menarik diriku...
yang mana yang harus kupilih? Yang mana tarikan tangan yang benar? Itulah yang selalu kupikirkan...
hal itu membuat pikiranku kacau... akibatnya.... kerusakan pada otak kanan, emosiku jadi tidak terkendali, jalan pikirku kacau... aku masih berpikir layaknya anak-anak, aku tak bisa berpikir dewasa... berkali-kali, aku mencoba untuk menahan diri. Menenangkan pikiran, mencoba untuk sebisa mungkin menjalankan Ibadah... sesuai Agamaku...
Tapi, aku juga manusia. Apa aku bisa bertahan tanpa adanya seseorang? Tidak... aku manusia biasa... aku masih anak-anak...siapa saja... tolong katakan yang sebenarnya... apa arti dari tarikan tangan kalian?
Sabtu, 06 April 2013
I Childish? I think... It's true
Hanya percakapan biasa, antara aku dan
seseorang. Di sini, aku mengganti namanya menjadi Bakura. Karena, sifatnya agak
mirip dengan Bakura tanpa Psychopath dan berisik.
Bakura: Memang kau ini anak-anak? Mencari
perhatian saja kerjanya…
Runa: Ya, aku memang anak-anak. Emosiku tak
berkembang sempurna, jadi aku masih berpikiran dan bertingkah layaknya
anak-anak. Well, yang namanya anak-anak memang selalu mencari perhatian, kan?
Aku tak menganggap diriku dewasa, hanya ucapanku saja yang terlalu ngawur dan
sok dewasa. Aku akui itu…
Bakura: Lu sendiri tau kalau Fic lu ancur,
napa juga bikin rusuh?
Runa: Simple, karena tak ada ‘seseorang yang
lebih dewasa’ yang me-Review Fanfic Author Ruega Kaiba. Jujur, saya iri dengan
Author Newbie yang lain. Menurut saya, Fic saya masih belum sempurna. Tapi,
saya tidak tahu di mana letak ketidaksempurnaan itu. Ditambah lagi, kebanyakan
orang yang me-Review Fic saya hanya berkomentar tentang jalan cerira. Bukan tentang
alur, tanda baca dan lainnya…
Bakura: Oi, lu curhat lagi?
Runa: Ya… mungkin.
Bakura: Ck… lu sendiri kenapa kaga ngomong
langsung ama ‘seseorang yang lebih dewasa’?
Runa: Bakura, aku memang anak-anak, tapi aku
juga sudah diajari agar memaksakan sesuatu pada orang lain Dan lagi, apakah ‘seseorang
yang lebih dewasa’ itu akan bersedia menanggapi perkataan bocah sok dewasa
sepertiku? Lagipula, Aku hanya diajarkan mengajukan pendapat, walau jarang
kulakukan. Karena, pendapatku tak pernah benar.
Bakura: Tak pernah? Lantas ke mana Runa/Ruega
yang kukenal? Ke mana bocah tengil yang selalu bertingkah konyol layaknya orang
idiot pada siapa pun? Ke mana bocah menyebalkan yang selalu sok tahu dan sok
bijak saat orang lain down? Ke mana bocah edan yang selalu terlihat ceria dan
terbuka tapi sebenarnya penyendiri dan menyembunyikan diri dari siapa saja? Ke Mana
bocah yang selalu bersemangat dan selalu menarik orang-orang dari dalam
kegelapan, tapi selalu menjadikan dirinya sebagai pijakan tanpa peduli akan
rusaknya sayap yang dimilikinya dan luka yang bertebaran di mana-mana?(Jujur,
sebetulnya ini kata-kata seseorang di Duta)
Runa: Bocah itu hanya mencoba untuk tidak
melanggar aturan dan mematuhi segala aturan keluarga, walau harus merelakan
kebebasannya sendiri di duta. Alat yang sering digunakannya untuk memasuki
Dumay akan disimpan, hanya dipakai sesekali.
Bakura: Keras kepala… Childish… kau pikir
semua setuju dengan keputusanmu itu?
Runa: Hei, aku hanya anak-anak. Aku hanya
mengikuti ‘jalan yang benar’ menurut keluargaku, aku belum mengetahui yang mana
yang benar.
Bakura: BOCAH TIDAK TAHU DIRI! SEBENARNYA APA
YANG ADA DI PIKIRANMU!? BERHENTI MENGANGGAP DIRIMU ANAK-ANAK!
Runa: Lantas aku harus menganggap diriku apa?
Bakura: Menurutmu?
Runa: Kalau aku tahu, kenapa aku bertanya?
Bakura: Ck… jangan merubah pembicaraan
Runa: Yang namanya pembicaraan, ada kalanya topic
bisa berubah bukan?
Bakura: Serba salah berbicara serius denganmu…
Runa: Bicaraku memang selalu ngelantur, kan?
Bakura: jangan sok jadi anak sok polos dan tak
tahu apa-apa
Runa: lantas bagaimana jika hal itu memang kenyataan?
Aku memang polos, mudah ditipu, aku akui itu. Lalu, adakah yang mau mengajariku
cara untuk tidak polos? Aku bukannya tak tahu apa-apa, aku hanya tak ingin
berkata jika tak ada yang bertanya.
Bakura: Lantas bagaimana dengan status-mu dif
b dan pesanmu di ffn?
Runa: Status difb hanya sekedar basa-basi, sedangkan
pesan di ffn hanya untuk menjawab pesan seseorang.
Bakura: Bego, kenapa malah di publish?
Runa: Simple, karena dia bertanya
Bakura: Apa yang dia tanyakan?
Runa: Kenapa tidak cari tahu saja sendiri?
Bakura: Aku tidak tahu, jadi kaulah yang harus
memberitahuku.
Runa: Baiklah, tapi aku tak akan mengatakan
siapa dia. Aku hanya akan bilang, dia Readers dari Fandom lain. Game.
Bakura: Bisa lebih jelas?
Runa: Tidak, karena dia tak ingin dirinya diketahui
Bakura: Dan kau menyanggupinya? Ck…ck…
Runa: Hei, bukannya sudah kubilang? Aku
anak-anak, dan aku juga termasuk gampang ditipu. Aku juga memiliki rasa
penasaran yang tinggi, karena aku masih anak-anak. Orang dewasa, makin dilarang
akan berpikir lebih waspada sebelum melakukan tindakan. Anak-anak, justru
kebalikannya
Bakura: Bukannya kau ini sudah remaja
Runa: Dalam hal fisik, iya. Tapi, tidak dalam
hal jiwa.
Bakura: Sebenarnya… apa yang ada dalam
pikiranmu? Jawabanmu selalu membuat orang semakin bingung akan dirimu sendiri…
Runa: Tak perlu merasa bingung, terserah ingin
menganggapku apa. terserah saja
Bakura: Termasuk budak dan peliharaan?
Runa: … ya… begitulah.
Bakura: Apa kau bodoh? Membiarkan orang lain
memakai hak milikmu…
Runa: Aku tak punya keinginan untuk
mempertahankan hak asasiku… biar saja, yang penting aku sudah mendapat apa yang
selama ini kuinginkan…
Bakura: Dan kau langsung pasrah setelahnya?
Runa: Terkecuali untuk beberapa hal, pribadi
Langganan:
Komentar (Atom)